4.9.08

mungkin sebuah awal

Awalnya, ku fikir hidup seperti layaknya hukum newton 1 benda yang bergerak tetap bergerak yang diam tetap diam. Sehingga selalu ada keinginan untuk membuat segala sesuatunya ada tempatnya. Sehingga aku kira dia, yang tidak pernah beranjak itu memang tidak akan pernah beranjak. Si Lelaki berwajah simetris, dengan aroma pinus hutan. Aku menyukai semua hal kecil yang ada dalam dirinya, taring giginya, kesederhanaannya, senyumnya yang khas, cara dia mengusap-ngusap hidung, cara dia membetulkan letak kaca mata, membolak-balik halaman buku, menjentikan jemari, cara di duduk dan tertidur dengan nyenyak sewaktu membaca buku di koridor masjid, aku suka harum pinus hutan yang menyeruak ketika berdekatan dengannya, terpesona dengan lantunan ayat-ayat Al-Qur’an yang dia baca dengan suara yang khas dan fasih. Hanya itu, aku juga dapat memahami sifat arogannya, sedikit sifat egois . . . apa lagi?

Awalnya, kepergiannya sempat membuat tanya dan diri ini terjaga untuk menunggu. Sedih?Jangan ditanya, lelaki dengan harum pinus hutan sudah lebih dari tujuh tahun merenda hari dalam hati, bukan hanya satu atau dua jejak kenangan saja ribuan-puluhan-jutaan . . .

Awalnya ku fikir ketika bertemu (kembali) akan ada ribuan cerita yang akan kami dengar. Dan....hei, di suatu malam nan cantik dia hanya bergerak dengan anggun sibuk dengan handphonenya, kameranya, hidupnya . . . tak ada kata terucap, tak ada cerita. Padahal aku rindu.

Dari situ awalnya, hidup akan jauh lebih gelap, dunia akan berhenti, aku akan terisak setiap hari. Tapi ternyata, ketika melihat serpihan kenangan; nedus, lorong kelas, mesjid agung, perpustakaan dengan jendela besar, taman kota, novel, kemeja biru, pagelaran, mentari, . . . . . . . dan lainya. Aku tidak terisak, dan dunia tak berhenti.

Ada harapan selain dia, mengerjakan tugas kuliah,menyusun makalah, daftar seminar ini itu, latihan paduan suara, berkumpul dengan sahabat. Karena ternyata saat-saat indah hanyalah tinggal masa lalu.

Ada hidup selain Dia. Tagihan internet, majalah langganan yang harus dilunasi, dana untuk becak-taksi-angkutan umum untuk kesana kemari, gaji buat buat bibik, tabungan.

Ada harapan selain Dia, pasti menarik mendatangi suatu tempat yang asing menciptakan cipratan pengalaman baru, bertemu orang-orang baru, belajar budayanya. Lombok, Pekanbaru, Palangkaraya . . . senja dilangit yang berbeda, ombak, lembayung . . . berkumpul bersama orang-orang penuh cinta.


Pastinya . . . ada hidup selain Dia. Aku telah melawati banyak waktu. Dan September ini. Masih beradaptasi, masih menyesuaikan jejak, masih menyelelaraskan harmoni hidup. Ada kebahagiaan selain dia. Karena ada hidup selain dia. Ya, dia… si lelaki harum pinus hutan.

7 komentar:

Anonim mengatakan...

Dudududu.. Liaaaa.... qo harus post coment di blog siy???
gue baru aja mau bales coment di friendster, ya weeis nulis di sini z ya!

Anonim mengatakan...

setelah dikasih tau, lu lagi OL di blog
setelah baca keseluruhan blog ini, blog ini isinya tentang lope-lope. tapi, ada kekuatan di tiap cerita. serasa baca cerpen, eh novel, eh cerbung
jadi penasaran kaya apa lelaki harum pinus hutan yang berwajah simetris itu

keep stronger...
ada kita qo di sini...
just curious.. ini masih the same person ya?
yang dicintai dalam diam..?
ck...ck...ck...
pengen deh setia kaya lu, nanti ajarin gue ya?!

posting yang menarik, ketemuan yuk buat ngilangin duka.. kelamaan liburannya sih, pulang lah ke bogor, ditunggu kabarnya!

jadi, kapan pulang Lie?

adeliatri mengatakan...

v-ca
sinih nak belajar sama ibuu....:) hehehee...:) masi pengen di rumah eung aqu teh...masi banyak yang belum dilakukan...besok Lia k bdg ka...up date fs truz otreh!!

Anonim mengatakan...

Wuih.... Berat euy, bahasanya....

Anonim mengatakan...

ngomongin egy?

Anonim mengatakan...

awal buat apa lagi atuh ceu??
speedy error mulu, BT gue

Anonim mengatakan...

Liaaaaa apa kabar? aktif ngeblog ya skrg? aku baru pulang mudik ;) Good to read your writing again…