23.1.08

DELAPAN BELAS TAHUN ITU . . .

Saya Lia, perempuan, 18 tahun. Dahulu kala sebelum menjadi 18 tahun, saya selalu mereka-reka

apa rasanya menjadi perempuan berumur 18 tahun?

Dan rasanya, sungguh mengejutkan! Banyak hal yang terjadi. Berbagai permasalahan muncul. Berbagai pilihan. Keputusan. Semua membutuhkan kematangan dalam bertindak. Saya baru saja mendapatkan lakon penting dalam episode hidup saya.

Menjadi 18 tahun tumbuh bersama keluarga yang hebat! Walaupun saat ini atau nanti, lelaki yang kami pangil Papa tak lagi mengucapkan selamat ulang tahun atau memberikan kado. Tak ada rasa kecewa, karena kami Masih bersama Mama, seorang single fighter, single parent, . . . . single . . . -apapun lah kalian menyebutnya-. Dia berdiri sendiri, menaungi kami, saya dan kakak laki-laki saya. Kamipun terus melangkah tanpa menoleh lagi kebelakang.

Menjadi 18 tahun dalam mencari cinta sejati. Ah, cinta . . . jatuh cinta, patah hati. Apa saya sudah lelah mencinta? Setelah ‘dia’ si Mentari yang terakhir menorehkan warna merah muda di hati. Tiada lagi . . . sungguh! Yang ada tinggal penantian . . . menanti Mentari-Mentari yang lain . . .

Menjadi 18 tahun dan menjadi seorang mahasiswi. Puji Syukur. Pertempuran di ruang presentasi. Beradu argumentasi. Verifikasi. Sekelumit laporan tulis laporan ketik . . . fiuh . . . melelahkan. 1-B . . . ruangan yang penuh alunan musik dan gelak tawa bahagia. We are family, aren’t we?

Menjadi 18 tahun dikelilingi sahabat-sahabat setia, isnie, vina, jeng via, willy, tata, anit, angela, lulu, mel, ayu, bolu, boneng, icha, ayay, deti, devi, richa, mbak siti, mas pradipta, . . . dan lainya. Yang selalu saja mau diajak ngopi secangkir Cappucino Coklat, berbagi cerita, nonton film, nyari jaket, kluar masuk fitting room sambil kebingungan menentukan yang ungu atau yang hijau! yang selalu mengikut sertakan saya dalam setiap event besar dalam kehidupan mereka.

Menjadi 18 tahun dengan mimpi, angan-angan, sejuta keinginan, setumpuk harapan. Saya akan mencoba mewujudkannya satu-persatu!

Saya Lia, perempuan, 18 tahun. Saya adalah akar yang tumbuh. Saya telah siap menghadapi berbagai perubahan yang terjadi. Suatu saat saya akan rapuh tapi saya harus bangkit bermetamorfhosis menjadi akar yang kuat! Supaya bisa menjadi tempat bersandar untuk yang lain.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

so inspiring.
gara- harus nulis coment tiap posting gw jadi bingung mau nulis apa.
lo maunya apa si........
heu

Anonim mengatakan...

Delapan Belas Tahun Itu...
Saat yang tepat untuk merenungi, sudah sejauh mana kita bersyukur pada Yang Memberi Berbagai Kenikmatan...

Btw... Baru tau... Tanggal segini, toh... Gomen, ne...