27.1.09

OM IRVAND

Namanya S. Irvand, dia adalah seorang sahabat yang saya kenal dua tahun yang lalu dalam kelas B.

Saya lebih suka memanggilnya Om Vand, bukan karena dia terlahir berapa tahun lebih cepat, lantas saya membubuhkan sebutan ‘Om’ didepan namanya. No, no, no, saya hanya ingin menghargai cara pandangnya dalam menghadapi hidup.

Dia adalah teman berbagi kebahagiaan-kebahagiaan kecil, yang belakangan ini sikapnya berubah 180 derajat! Betul 180 derajat ke arah yang lebih baik!

Saya bertanya-tanya, Ada apa denganmu?

Rasanya janggal, apa yang terjadi ya? Kenapa tiba-tiba...

Kamu itu memang tidak sempurna!

No body is perfect rite?

Om Vand kadang menyebalkan. Kadang suka bikin jengkel. Kadang-kadang seharian komentar yang nggak-nggak. Kadang nggak pedulian. Kadang-kadang marah nggak jelas. Kadang saya nggak tau hari ini sedang berhadapan dengan Om Vand macam apa . . . tapi aneh, justru terkadang saya tiba-tiba suka kangen Om Vand yang bikin jengkel, bikin kesel....

Tapi ya, kita semua pernah menyebalkan dalam fase-fase tertentu. Dan kita mengalami ‘kadang-kadang’ itu. Iya, kita. K I T A. Saya dan Kamu.

Tapi sisi lain yang saya suka dari Om saat ini adalah,

Om Vand yang memuji dan bikin hidung saya kembang-kempis. Yang berbagi dan ingin ‘merangkul’ semuanya. Sabar. Nggak gampang marah. Berbagi pendapat. Dunno why, saya suka om Irvand yang sekarang. Jauh lebih terbuka dan sangat menyenangkan.

Saya berharap ini adalah kombinasi Supervand yang baru di 2009.

Hei, rupanya Kamu telah bertemu dengan seseorang ya.

Saya sudah suka dengan Om Irvand yang dulu.

Tapi, saya lebih suka dengan Om Vand yang sekarang....

Kemarin ketika berbincang di halaman rektorat lalu berlanjut di pinggir kolam bersama Om Vand dan Ms. Blub,

Kami berbicara tentang hidup, tentang puisi Farid, tentang ‘9 mata hati’, tentang atheis (perlu digaris bawahi, topik yang kami bicaran pada waktu itu bukan menyangkut seseorang, atau apapun, ini tentang kami.) We are believe in God, God is still exist for us. Kami berbicara tentang kekaguman kami kepada AAGym. Kami berbicara dan berdiskusi tentang agama dari sudut pandang kami - anak muda yang masih gemar bersenang-senang, menghabiskan uang, bergosip, pribadi-pribadi yang masih belajar untuk menjadi muslim dan muslimah, teman, pelajar, anak, dan warga negara yang lebih baik.

Om Vand sedikit banyaknya bercerita.

Terimakasih telah berbagi tentang hidup.

Walau tidak seluruhnya, tapi rasanya saya telah belajar keseluruhan hidupnya.

Dia betul, saya tidak sendirian.

"Ah, terimakasih telah memberikan inspirasi!"

Tidak ada komentar: