24.8.09

yang tidak bisa di dapatkan di tempat tanpa sekat

Tempat tanpa sekat itu adalah,
Saya menikmati malam di pelataran taman, berbincang dengan sahabat, atau menikmati waktu sambil berlama-lama di Gramedia, mencari buku, duduk sambil membaca sebelum membayarnya. Makan bakmi pinggir jalan di depan GIM, pergi ke kedai ice cream dengan beberapa sahabat, ngopi di depan kampus, menghabiskan malam dengan berbagi tentang banyak hal. Memilih Galaxsi Theater atau 21 dibandingkan Blitzmegaplex ketika luang. Atau ketika memilih kursi beratapkan langit dengan lilin kecil di meja, ikut bersenandung dengan suara yang ngepas. Yang bisa dikatakan itulah saat-saat dimana saya menghabiskan banyak waktu yang tidak berguna.

Tapi kali ini, cukup ditempat ini, di rumah Allah. Saya bersinergi waktu, bersujud. Yang kini cuma dapat sesekali dikunjungi. Rasanya begitu damai. Sinergi yang mengalir tidak saya dapat ketika di tempat tanpa sekat. Beruntung sekali malam ini, setelah tarawih dan dalam perjalanan pulang, bisa menyadari sesuatu. Mendapatkan jawaban-jawaban tentang tarawih, yang selama ini menjadi pertanyaan. Kenapa tarawih panjang rakaatnya? Kenapa di bulan Ramadhan?

Karena saya merasa lebih tenang setelah berdiri diam, dan berdoa.

Saya sedang mengosongkan pikiran dan meluruskan niat. Doakan saya ya.

Dearest,

Adelia Tri

Tidak ada komentar: